Minggu, 11 Januari 2009

bayang-bayang malam

adakah kau coba rasakan
seberapa langkah kaki tlah terlangkahkan
berapa panjang jalanan tlah terjajaki
dalam nafas rindu
dan terbuka dengan lebar
tangan-tangan penuh kasih
membuai jantung
merenda menghiasi masa
tertawa melewati waktu
apakah salah diri ini nona ... ... ... ?

pernahkah kau coba melihat
air yang mengalir bening
penuh kesucian
riak yang berjalan pelan
namun pasti
jua bunga yang menjadi putik
bersemi
dengan beribu kemegahan
mewangi semerbak
hiasi aroma hidup
menyebar kerelung hati
serta hinggap diranting jiwa
apakah dosa diri ini nona ... ... ... ?

adakah kau coba renungkan
walau hanya sesa’at
namun betapa jauhnya langkah tlah kita jejaki
betapa panjang masa yang telah kita nikmati
begitu teguh terpancang kedasar bumi
begitu tinggi menjulang ke ujung rambut
dan mengakar hingga kepucuk jiwa
serta tertuang
di nada-nada penuh kesyahduan
kelelahan ..., tak pernah terasai
begitukah takdir diri ini nona ... ... ... ?

tidakkah kau coba menerka
begitu tlah sempurnanya hari esok yang kan termilikki
berjuta tembang tlah tersiapkan
b u a t m u ... ...

bintang gemintang sengaja kutabur
di hari-harimu
sepoi bayangpun bertiup lembut
berhembus
dari nafas hidupku
dimanakah harap diri ini nona ... ... ... ?

tidakkah pernah kau fikirkan
andaikan aku pergi
itu bukan untuk satu masa
jua bukan ‘ntuk sementara
tapi ‘ntuk tak berbilang waktu
andai tlah terkepak sayap lelahku
membubung kelangit biru
walaupun tanpa arah
bilapun ingin hinggap
dan bertengger
mungkin bukan pada dahan yang kemaren
dan andaipun tetap diranting yang sama
barangkali itu hanyalah suatu suratan
garis hidup
yang telah ditakdirkan oleh Sang Khaliq
dengan segala siksa yang mendera
barangkali itu mungkin suatu dosa
yang tak terhapus oleh m a s a
“ Tuhan ... ..., aku ingin menangis ... ...,
walau hanya sesa’at ... ... “

jakarta, april’02